Rabu, 02 Desember 2015

Pendiri AJB Bumiputera 1912; Bpk. MKH. Soebroto



Informasi tentang tempat dan tanggal kelahiran M.K.H. Soebroto belum dapat diketahui dengan pasti, tetapi memperhatikan dokumen lain yang memuat tentang ayahnya, M.  Kerto Soebroto, kemungkinan besar ia dilahirkan di kota Semarang, sekitar tahun 1860an. Melihat perjalanan hidup M.K.H. Soebroto serta karirnya sebagai guru, diyakini ia sebaya dengan M.Ng Dwidjosewojo, bahkan kemungkinan besar dia pernah menjadi teman satu kelas di Kweekschool magelang.

M.K.H. Soebroto mewarisi tradisi ayahnya yang juga seorang guru di kota semarang, yang dipensiunkan pada tahun 1986. Kapan M.K.H. Soebroto yang nama kecilnya Armidjan menamatkan pendidikannya tidak diperolih data yang pasti. Yang jelas pada saat diadakan konggres pertama P.G.H.B. di Magelang pada tanggal 12 Februari 1912, ia adalah guru bahasa melayu di OSVIA, sebuah sekolah yang mendidik calon calon pegawai di lingkungan Depertemen Urusan Dalam Negeri Hindia Belanda, yang pada saat itu pula ia terpilih menjadi ketua pengurus besar PGHB, dengan M. Ng. Dwidjosewojo, guru bahasa jawa di Kweekschool Yogyakarta sebagai sekretaris dan M. Adimidjojo guru sekolah dasar di Magelang sebagai Bendahara. Ketiga orang pengurus PGHB tersebut juga terpilih menjadi pengurus OL Mij PGHB yang tiga tahun kemudian menjadi O.L. MIj. Boemi Poetera, yang kita kenal sekarang menjadi AJB Bumiputera 1912.

Pada tahun 1917, pada waktu pertumbuhan O.L. Mij. Boemi Poetera sudah mencapai titik yang mengharuskan adanya tenaga pimpinan tetap yang semata mata bekerja hanya untuk perusahaan, maka Rapat Anggota memutuskan untuk mengangkat seorang tenaga pimpinan “full timer” dan pilihan jatuh kepada M.K.H. Soebroto karena dinilai sangat berhasil memimpin O.L. Mij. Boemi Poetera, walaupun hanya sambilan, ternyata perusahaan dapat berkembang pesat. Tawaran menjadi pimpinan perusahaan yang “full timer” dengan jabatan Direktur ini ternyata ditolak oleh M.K.H. Soebroto, dengan alasan bahwa ia adalah seorang guru dan ingin meneruskan pengabdiannya di bidang pendidikan dan pengajaran sesuai dengan cita citanya.

Dengan diangkatnya R. Roedjito menjadi direktur O.L. Mij. Boemi Poetera pada bulan Februari tahun 1918 menggantikan M.K.H. Soebroto, berakhir pulalah jabatannya sebagai direktur pertama perusahaan yang dijabatnya sejak 12 Februari 2012, dan hubungan organisatoris lainnya dengan O.L. Mij. Boemi Poetera tidak pernah tercatat lagi dalam dokumen dokumen perusahaan. Sebagai bukti bahwa M.K.H. Soebroto adalah tokoh masyarakat yang berpengaruh, semasa ia menjadi warga kota Magelang, bersama sama R. Roedjito, ia pernah menjadi anggota Gemeenteraad ( Dewan Kotapraja), semacam Dewan Penasehat Walikota. Gemeenteraad ini hanya ada di kota-kota yang setatusnya Gemeente, yang dipimpin oleh Burgermeester (Wali kota) yang biasanya selalu dijabat oleh orang Belanda.


Dalam dokumen lain disebutkan bahwa pada tahun 1920-an M.K.H. Soebroto dimutasikan ke Normaalschool (Sekolah Pendidikan Guru untuk sekolah Bumiputera) dan mungkin sekali ia dipensiunkan dalam jabatan itu pada awal tahun 1930-an. Dokumen lain yang berhasil ditemukan, telah membuktikan bahwa M.K.H. Soebroto selama menjadi ketua pengurus besar P.G.H.B. selalu akhtif memperjuangkan nasib bangsanya, terutama kaum guru yang pada masa itu merupakan pegawai negeri yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah Hindia Belanda. Surat-surat usulan perbaikan nasib guru yang ditandatangani bersama sekretaris P.B. P.G.H.B.,  M. Ng. Dwidjosewojo telah membuktikan perjuanggannya yang gigih tersebut.  M.K.H. Soebroto wafat pata tanggal 14 September 1941 dan di makamkan di pemakaman Umum Pakuncen  Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar